Sabtu, 05 April 2014

Lirik Lagu Minang : Binaso

Binaso
Cipt : Edy Djamahir

Bamulo baniah tumbuah ditaman hati
Bakao ka kambang angan - angan cinto
Kasiah jo sayang kito sirami
Lah samo sanang kito baduo

Samulo indak ragu denai jo janji
Kiniko hati jo jantuang lah basangketo
Balain garak jo garik kini
Lah lain pulo pandangan mato
Sumayan urang nan uda sirami
Baniah cinto kito kariang jadinyo

Binaso.... ka binaso juo cinto kito
Binaso... tasiram dek aia mato
Binaso... manga coiko kini jadinyo
Ndeh.. diak oi padiahnyo hati nangko
Tasansam duri cinto
Ndeh adiak lengahkan sajo                           2x

Tahap - tahap dan tugas perkembangan



TAHAP – TAHAP DAN TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN

1. Tahap Perkembangan Manusia
Tahap-tahap perkembangan pada manusia terjadi melalui dua fase, yaitu fase embrionik (dalam kandungan/sebelum dilahirkan) dan fase pasca embrionik (setelah dilahirkan).



Fase Embrionik (dalam Kandungan/sebelum Dilahirkan)
Perkembangan pada manusia pada fase embrionik diawali dengan proses pembuahan. Yaitu pertemuan antara sel telur yang berasal dari perempuan (ibu) dengan sel sperma yang berasal dari pria (ayah). Inti sel sperma akan melebur dengan inti sel telur dan terbentuk sebuah sel baru yang disebut zigot.

Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio, kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan 10 hari.

Perkembangan janin selama di dalam kandungan/rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan.

1. Trimester Pertama


Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.

2. Trimester Kedua


Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi. Gerakan janin juga mulai aktif.

3. Trimester Ketiga


Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.

Fase Pasca Embrionik (setelah Dilahirkan) - Tahap-tahap Perkembangan pada Manusia
Balita
Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan namun belum dapat memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu ibu). Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang.

Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut.
Organ-organ tersebut akan semakin matang pada saat usia anakanak. Pada saat usia masuk sekolah (sekitar usia 5 tahun)

Anak-anak
Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik mulai meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-otot dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf tertentu.

Di atas usia ini, anak telah berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan beralasan. Pada usia yang sama, anak telah matang emosinya dan belajar bagaimana bergaul dengan orang lain.
Remaja
Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik yang terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki.

Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan adalah tumbuhnya rambut di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi menstruasi. Adapun pada anak laki-laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga suara menjadi besar), tumbuhnya rambut di wajah, otot-otot membesar, dan mimpi yang diiringi dengan keluarnya sperma (mimpi basah).

Penyebab munculnya pubertas adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (pada perempuan) dan testosteron yang dihasilkan testis (pada anak laki-laki). Akibatnya, organ-organ reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami perubahan. Salah satu ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi.
Dewasa
Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan selanjutnya dari perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencapai ukuran maksimal. Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.

Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri, bekerja, membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.
Masa Tua
Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika memasuki masa tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai keriput, kesehatan menurun, kecerdasan menurun.

Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat, sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas seperti biasanya.


Beberapa tugas perkembangan masa kanak-kanak, yaitu:
  1. Toilet training
Hakikat tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil dan buang air besar yang bisa diterima secara sosial (baik waktu maupun tempatnya). Toilet training yang berhasil dapat membentuk anak yang berhati- hati, dapat menguasai dirinya, mendapatkan pandangan jauh kedepan dan dapat berdiri sendiri.

2.      Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis kelamin lain. Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang berbeda jenis kelamin satu dengan yang lain dan melalui latihan-latihan mereka akan bertingkah laku seperti anak laki-laki atau anak perempuan. Anak juga akan sadar dan tertarik soal-soal seks pada manusia dan usaha kerja sama dengan adanya perbedaan kenyataan seksnya dan seks yang lain. 

  1. Belajar mencapai stabilitas fisiologis. Manusia pada waktu lahir, sangatlah labil jika dibandingkan dengan fisiologis orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan perubahan dari panas ke dingin. Oleh karena itu anak harus belajar menjaga keseimbangan terhadap perubahan-perubahan itu, akan tetapi hal tersebut memerlukan waktu sekitar lima tahun.  

  1. Pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan-kenyataan yang bersifat sosial dan yang bersifat fisik. Pada waktu lahir anak mengalami kehancuran-kehancuran dan ketidakkeruan dalam dunianya. Lama-kelamaan anak akan belajar mengamati benda dan membuat generalisasi serta mengarahkan pada satu nama, misalnya bulat, binatang, manusia. 

  1. Belajar untuk menghubungkan diri sendiri secara emosional dengan orang lain, sanak saudara dan orang lain. Melalui gerak-gerik anak, anak dinyatakan sedang belajar mencari pengalaman dari orang lain;interaksi anak dengan orang lain menjadikannya  mampu meniru dan dapat mengidentifikasikan diri terhadap orang lain sesuai dengan keinginannya. 
  2. Belajar membedakan baik dan buruk yang berarti mengembangkan kata hati (hati nurani). Belajar mengembangkan kata hati, berarti supaya anak dapat hidup dalam masyarakat anak harus mengetahui apa yang benar dan yang salah, teladan, hukuman dan ganjaran. Anak harus mengetahui jika berbuat salah akan mendapat ganjaran atau hukuman dan jika berbuat baik akan mendapat respon berupa pujian.
Selain tugas-tugas perkembangan di atas, terdapat tugas perkembangan yang bersifat biososial pada masa kanak- kanak meliputi:

  1. Belajar sikap dasar terhadap tanggung jawab, kewajiban dan kenyataan. 
  2. Belajar kesadaran
Masa kanak-kanak mempunyai beberapa tugas perkembangan yaitu:
  1. Belajar memakan makanan padat 
  2. Belajar berjalan 
  3. Belajar bebahasa/berbicara 
  4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh 
  5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya  
  6. Mempersiapkan diri untuk membaca 
  7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Selanjutnya ada beberapa tugas dalam belajar berbahasa pada awal masa kanak-kanak, yaitu :
1.      Pengucapan kata-kata. Anak-anak sulit belajar mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi, seperti uruf mati “z”, “w”, “d”, “s” dan “g” dan kombinasi huruf mati “sy”, “ng”, “kh”. Mendengarkan radio dan televisi dapat membantu belajar mengucapkan kata-kata yang benar. 
  1. Menambah kosa kata. Kosa kata anak-anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama. Dalam menambah kosa kata anak-anak muda belajar kata-kata umum seperti “baik” dan “buruk”, “memberi” dan  “menerima” dan juga banyak kata-kata dengan pengunaan khusus seperti bilangan dan nama-nama warna.  
  2. Membentuk kalimat. Kalimat biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusun oleh anak usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun. Kalimat ini banyak yang tidak lengkap terutama terdiri dari kata benda dan kurang kata kerja, kata depan dan kata penghubung. Sesudah usia tiga tahun, anak membentuk kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mencari jati dirinya yang dapat menjawab siapa dirinya, bagaimana orang lain menilai dirinya dan bagaimana hubungannya dengan orang di sekelilingnya. Mereka akan diombang-ambing perasaan antara masih anak-anak, tetapi mereka merasa sudah dewasa. Mereka akan mencari keseimbangan dengan memainkan beberapa peran yang dianggapnya baik. Pada umumnya kesadaran identitas anak akan berkembang dari penilaian oleh kelompoknya, orang tuanya, dan oleh dirinya sendiri (Erickson).

Dalam perkembangan moralnya, mereka mulai mengenal nilai-nilai rohani, seperti nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan dan ketuhanan. Havighurst (Kimmel, 1995: 15) menawarkan suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seorang individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut.

Tugas-tugas perkembangan seorang remaja menurut Havighurst adalah sebagai berikut :
• Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara lawan jenis yan seusia.
• Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin.
• Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif.
• Mengharapakan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
• Mempersiapkan karir ekonomi.
• Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
• Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan utnuk berperilkau dan
   mengembangkan ideologi.

Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16). Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.

Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.

Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.

Pada remaja sering terjadi hal-hal berikut ini:
• Kegelisahan: keadaan yang tidak tenang menguasai diri sendiri. Mereka punya banyak keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman, namun merasa dirinya belum mampu melakukan berbagai hal.
• Pertentangan: pertentangan-pertentangan yang terjadi menimbulkan kebingungan bagi dirinya maupun orang lain.
• Berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya. Seperti merokok, bersolek, dsb.
• Keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
• Menghayal dan berfantasi dan aktivitas berkelompok.

Demikianlah, penjelasan mengenai tugas-tugas perkembangan remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja sebagai suatu masa transisi. Diharapkan, pada saat ini kita telah sampai pada pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa transisi yang menjembatani masa kanak-kanak yang tidak matang ke masa dewasa yang matang. Macam transisi yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang mengalaminya. Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa yang dialami dan dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan melihat perubahan dan perkembangan apa yang dialami oleh individu selama masa remajanya.

Apabila mengalami kegagalan pada masa ini, jika tanpa kompensasi dalam berbagai bidang (seperti olahraga, kesenian, bela diri atau berorganisasi), akan timbul pelarian atau agresi dengan kekerasan (ganja, merokok, judi, mencuri, menodong, ngebut di jalanan, bahkan memperkosa). Kegagalan inilah yang dialami oleh karyo. Kurangnya perhatian dari orang di sekelilingnya yang mengarahkan pelarian Karyo pada hal yang negative. Sebaliknya, Zaenab mampu menyalurkan pelariannya dengan mesgisi waktu luangnya pada hal-hal yang positif yang mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan.

Dengan memahami tugas-tugas perkembangan remaja, maka kita sebagai seorang pendidik atau seorang dewasa yang terlibat dalam penanganan masalah remaja dapat memotivasi remaja dan menolong remaja memenuhi tugas-tugas perkembangannya. Walaupun demikian, janganlah kita sebagai pendidik menempatkan posisi tugas perkembangan ini sebagai suatu paksaan kepada remaja. Segalanya kembali kepada individu tersebut, pada apakah ia telah menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tahap sebelumnya dengan baik, dan pada hambatan-hambatan yang dialaminya saat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya yang sekarang.

Semua individu, dalam rentang kehidupannya, memiliki tugas dan peran tersendiri. melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya, hanya sedikit anak lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apa lagi mereka yang matangnya terlambat.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namaun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam pelbagai aktifitas ekstra kurikuler menguasai praktek yang demikian ini, namun mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman, akhirnya mereka tidak memperoleh kesempatan ini.

Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
  1. Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.
  2. Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
  3. Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
  4. Berusaha mencapai kemandirian emosional.
  5. Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.
  6. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
  7. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
  8. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
  9. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
  10. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan kognitif remaja.


4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa
a. Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Ciri Perkembangan Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut: 
  1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi. 
  2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya. 
  3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain. 
  4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan. 
  5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya. 
  6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya. 
  7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah: 
  1. Usia reproduktif (Reproductive Age). Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu. 
  2. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. 
  3. Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya. 
  4. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan. 
  5. Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34). 
  6. Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”. 
  7. Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. 
  8. Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa. 
  9. Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut: 
  1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri). Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. 
  2. Belajar hidup bersama dengan suami istri. Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama. 
  3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me­nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak. 
  4. Mengelolah rumah tangga. Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. 
  5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber­upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. 
  6. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak. Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik. 
  7. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
Perkembangan Dewasa Akhir

A.    Ciri-Ciri dewasa usia lanjut
Menurut Hurlock (1980:380) bahwa ciri-ciri usia lanjut lebih cenderung menuju dan emmbawa kepada penyesuaian diri yang buruk daripada yang baik, dan pada kesengsaraan daripada kebahagiaan, oleh karena itu memasuki usia lanjut lebih ditakuti dibandingkan dengan memasuki usia dewasa madya.
Beberapa ciri yang dikemukakan Hurlock diantaranya adalah:
1.      Terjadinya periode kemunduran pada usia lanjut
2.      Pada saat memasuki usia lanjut, kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan atau disebut dengan “senescene”, dimana seseorang akan menjadi tua pada usia limapuluhan atau tidak sampai pada awal atau akhir usia enampuluhan. Penyebab fisik dari kemunduran ini adalah perubahan pada sel-sel tubuh yang juga ikut menua. Kemunduran ini juga terjadi pada faktor psikologis, sikap yang tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan kehidupan umumnya dapat membawa seseorang pada keadaan uzur atau menua. Hal ini juga akan sangat berkaitan dengan motivasi. Orang yang motivasinya untuk hidup lemah maka akan cepat mengalami penuaan sebaliknya yang memiliki motivasi kuat akan mengalami perubahan fisik yang lambat.
3.      Perbedaan individual pada efek menua
Proses menua akan mempengaruhi orang-orang secara berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh karena mereka mempunyai sifat-sifat bawaan yang berbeda-beda, sosio-ekonomi yang berbeda-beda dan latar pendidikan yang berbeda. Perbedaan juga akan terjadi pada pria dan wanita. Perbedaan proses tersebut akan membuat antara satu orang dengan yang lain menyikapi proses menua dengan cara berbeda dalam waktu yang sama
4.      Usia dini yang dinilai dengan kriteria yang berbeda
Banyak orang usia dewasa akhir melakukan segala apa yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian orang muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Dengan cara demikian banyak orang dewasa akhir yang menyamarkan dan membuat ilusi mereka belum lanjut usia.

D. Tugas-tugas perkembangan orang lanjut usia
Orang dewasa akhir yang berkembang dengan baik mampu menampilkan kemempuan-kemampuan berikut:
a. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal dihari tua.
b. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan.
c. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
d. Saling merawat sebagai suami istri.
e. Mampu menghadapi kehilangan pasangan dengan sikap positif (mejadi janda atau duda)
f. Memelihara sanak saudara yang sudah tua.
g. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
h. Mengembangkan minat dan perhatian terhadap orang lain diluar keluarga.
i. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

5. Tugas Perkembangan dan Implementasinya dalam pembelajaran.
Prinsip perkembangan yang perlu dipahami untuk dapat menyelenggarakan pendidikan berbasis pada perkembangan yaitu :
1. Perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional merupakan domain yang saling berkaitan. Perkembangan dalam satu domain dapat mempengaruhi dan dipengaruhin oleh perkembangan pada domain lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur dengan kemampuan keahlian dan pengetahuan yang terbentuk kemudian akan didasarkan pada keahlian, kemampuan dan pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya. Pengetahuan tentang perkembangan khas dalam rentang usia ini bisa menjadi kerangka umum untuk menjadi pedoman guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar.
3. Variasi individual mengkarakterisasi perkambangan anak. Setiap anak adalah individu yang unik dan semua punya kekuatan, kebutuhan, dan minat masing-masing. Mengenali variasi individu ini merupakan aspek utama untuk menjadi guru yang kompeten.
4. Perkambangan dipebgaruhi oleh konteks social dan cultural yang beragam, guru perlu memahami bagaimana konteks sosiokultural seperti etnis, kemiskinan yang mempengaruhi perkembangan anak. Guru perlu mempelajari kultur mayoritas anak jika berbeda dari kulturnya sendiri.
5. Anak-anak adalah pembelajar aktif dan harus didorong untuk mengkonstruksi pemahaman dunia di sekitarnya. Anak-anak memberi kontribusi proses belajar mereka sendiri saat mereka berusaha untuk memberi makna atas pengalaman keseharian mereka.
6. Perkembangan akan meningkat jika anak diberi kesempatan untuk mempraktikkan keahlian baru dan jika anak merasakan tantangan diluar kemampuan mereka saat itu.
7. Anak-anak akan berkambang dengan amat baik dalam konteks komunitas dimana mereka aman dan dihargai kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman secara sikologis.



Perkembangan Sosioemosional
Perkembangan ini berhubungan dengan perkembangan diri, penghargaan diri. Perkembangan ini berhubungan dengan keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa harga diri pada anak adalah dengan menerapkan empat kunci untuk meningkatkan rasa harga diri yaitu :
1. Mengidentifikasi penyebab rendah diri dan kompetensi penting bagi diri. Pada anak-anak yang diabaikan keluarga dukungan dari teman dan sekolah untuk meningkatkan kompetensinya akan meningkatkan harga diri anak.
2. Memberi dukungan emosional dan penerimaan social. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang banyak menyalahkan anak, menghina anak, penilaian negative dapat dibantu dengan dukungan emosional ini.
3. Membantu anak mencapai tujuannya dan berprestasi.

Perkembangan Fisik
Guru perlu menyadari bahwa keadaan fisik dan semua perubahan-perubahan yang dialami siswa dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu guru perlu memberi informasi kepada siswa tentang hal ini sehingga mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental menghadapinya. Sejalan dengan ini guru juga perlu memperhatikan keadaan fisik ini dalam manajemen kelas. Dengan cara ini faktor-faktor fisik yang kemungkinan akan menghambat proses belajar siswa dapat dikendalikan sehinggatidak sampai berpengaruh secara meluas.
Perkembangan Moral
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.

Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.

Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.

Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.

Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

Sumber :
dindakhey-khey.blogspot.com/2012/03/implementasi-teori-perkembangan-dalam.html