TAHAP
– TAHAP DAN TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN
1.
Tahap Perkembangan Manusia
Tahap-tahap perkembangan pada
manusia terjadi melalui dua fase, yaitu fase embrionik (dalam kandungan/sebelum
dilahirkan) dan fase pasca embrionik (setelah dilahirkan).
Fase Embrionik (dalam Kandungan/sebelum Dilahirkan)
Perkembangan
pada manusia pada
fase embrionik diawali dengan proses pembuahan. Yaitu pertemuan antara sel
telur yang berasal dari perempuan (ibu) dengan sel sperma yang berasal dari
pria (ayah). Inti sel sperma akan melebur dengan inti sel telur dan terbentuk
sebuah sel baru yang disebut zigot.
Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan
seterusnya. Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang
menjadi embrio, kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin
tumbuh dan berkambang di dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga
kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan 10 hari.
Perkembangan janin selama di
dalam kandungan/rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya waktu pada setiap
tahapan adalah tiga bulan.
1. Trimester Pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang
menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm. Janin sudah berbentuk
seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga bulan
pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
2. Trimester Kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah
semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan
kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang. Pada tiga bulan kedua ini
detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi. Gerakan janin juga mulai
aktif.
3. Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi
pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah proporsional seperti
bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa
bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai
panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah
dengan sebutan bayi.
Fase Pasca Embrionik (setelah
Dilahirkan) - Tahap-tahap Perkembangan pada Manusia
Balita
Bayi mempunyai kaki namun belum bisa
berjalan dan mempunyai tangan namun belum dapat memegang dengan baik. Bayi
memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu ibu). Seiring dengan
bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang.
Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan
fungsi anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-organ tersebut akan semakin matang pada
saat usia anakanak. Pada saat usia masuk sekolah (sekitar usia 5 tahun)
Anak-anak
Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga
12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik mulai meningkat baik tinggi
badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-otot dan
kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf
tertentu.
Di atas usia ini, anak telah berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis,
membaca, dan beralasan. Pada usia yang sama, anak telah matang emosinya dan
belajar bagaimana bergaul dengan orang lain.
Remaja
Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik yang terjadi merupakan tanda kematangan
organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ reproduksi anak perempuan lebih
cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki.
Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan adalah tumbuhnya
rambut di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi menstruasi.
Adapun pada anak laki-laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga suara
menjadi besar), tumbuhnya rambut di wajah, otot-otot membesar, dan mimpi yang
diiringi dengan keluarnya sperma (mimpi basah).
Penyebab munculnya pubertas adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium (pada perempuan) dan testosteron yang dihasilkan testis (pada anak
laki-laki). Akibatnya, organ-organ reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami
perubahan. Salah satu ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi.
Dewasa
Setelah melewati masa remaja, akan
memasuki masa dewasa sebagai tahapan selanjutnya dari perkembangan manusia.
Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencapai ukuran maksimal. Tinggi badan akan
terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.
Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk
terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri,
bekerja, membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.
Masa Tua
Segala potensi pada masa dewasa akan
mengalami kemunduran ketika memasuki masa tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60
– 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai keriput, kesehatan
menurun, kecerdasan menurun.
Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat,
sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini
aktivitasnya menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti
berjalan dan aktivitas seperti biasanya.
Beberapa
tugas perkembangan masa kanak-kanak, yaitu:
- Toilet training
Hakikat tugas yang harus dipelajari
anak yaitu buang air kecil dan buang air besar yang bisa diterima secara sosial
(baik waktu maupun tempatnya). Toilet training yang berhasil dapat membentuk
anak yang berhati- hati, dapat menguasai dirinya, mendapatkan pandangan jauh
kedepan dan dapat berdiri sendiri.
2.
Belajar
membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis kelamin lain.
Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang berbeda jenis
kelamin satu dengan yang lain dan melalui latihan-latihan mereka akan
bertingkah laku seperti anak laki-laki atau anak perempuan. Anak juga akan
sadar dan tertarik soal-soal seks pada manusia dan usaha kerja sama dengan
adanya perbedaan kenyataan seksnya dan seks yang lain.
- Belajar mencapai stabilitas
fisiologis. Manusia pada waktu lahir, sangatlah labil jika dibandingkan
dengan fisiologis orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan perubahan
dari panas ke dingin. Oleh karena itu anak harus belajar menjaga
keseimbangan terhadap perubahan-perubahan itu, akan tetapi hal tersebut
memerlukan waktu sekitar lima tahun.
- Pembentukan konsep-konsep yang
sederhana mengenai kenyataan-kenyataan yang bersifat sosial dan yang
bersifat fisik. Pada waktu lahir anak mengalami kehancuran-kehancuran dan
ketidakkeruan dalam dunianya. Lama-kelamaan anak akan belajar mengamati
benda dan membuat generalisasi serta mengarahkan pada satu nama, misalnya
bulat, binatang, manusia.
- Belajar untuk menghubungkan
diri sendiri secara emosional dengan orang lain, sanak saudara dan orang
lain. Melalui gerak-gerik anak, anak dinyatakan sedang belajar mencari
pengalaman dari orang lain;interaksi anak dengan orang lain
menjadikannya mampu meniru dan dapat mengidentifikasikan diri
terhadap orang lain sesuai dengan keinginannya.
- Belajar membedakan baik dan
buruk yang berarti mengembangkan kata hati (hati nurani). Belajar
mengembangkan kata hati, berarti supaya anak dapat hidup dalam masyarakat
anak harus mengetahui apa yang benar dan yang salah, teladan, hukuman dan
ganjaran. Anak harus mengetahui jika berbuat salah akan mendapat ganjaran
atau hukuman dan jika berbuat baik akan mendapat respon berupa pujian.
Selain tugas-tugas perkembangan di
atas, terdapat tugas perkembangan yang bersifat biososial pada masa kanak-
kanak meliputi:
- Belajar sikap dasar terhadap
tanggung jawab, kewajiban dan kenyataan.
- Belajar kesadaran
Masa kanak-kanak mempunyai beberapa
tugas perkembangan yaitu:
- Belajar memakan makanan
padat
- Belajar berjalan
- Belajar
bebahasa/berbicara
- Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran tubuh
- Mempelajari perbedaan seks dan
tata caranya
- Mempersiapkan diri untuk
membaca
- Belajar membedakan benar dan
salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Selanjutnya
ada beberapa tugas dalam belajar berbahasa pada awal masa kanak-kanak, yaitu :
1.
Pengucapan
kata-kata. Anak-anak sulit belajar mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi
bunyi, seperti uruf mati “z”, “w”, “d”, “s” dan “g” dan kombinasi huruf mati
“sy”, “ng”, “kh”. Mendengarkan radio dan televisi dapat membantu belajar
mengucapkan kata-kata yang benar.
- Menambah kosa kata. Kosa kata
anak-anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti
baru untuk kata-kata lama. Dalam menambah kosa kata anak-anak muda belajar
kata-kata umum seperti “baik” dan “buruk”, “memberi” dan “menerima”
dan juga banyak kata-kata dengan pengunaan khusus seperti bilangan dan
nama-nama warna.
- Membentuk kalimat. Kalimat
biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusun oleh anak
usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun. Kalimat ini banyak
yang tidak lengkap terutama terdiri dari kata benda dan kurang kata kerja,
kata depan dan kata penghubung. Sesudah usia tiga tahun, anak membentuk
kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata.
Masa remaja merupakan masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mencari jati
dirinya yang dapat menjawab siapa dirinya, bagaimana orang lain menilai dirinya
dan bagaimana hubungannya dengan orang di sekelilingnya. Mereka akan diombang-ambing
perasaan antara masih anak-anak, tetapi mereka merasa sudah dewasa. Mereka akan
mencari keseimbangan dengan memainkan beberapa peran yang dianggapnya baik.
Pada umumnya kesadaran identitas anak akan berkembang dari penilaian oleh
kelompoknya, orang tuanya, dan oleh dirinya sendiri (Erickson).
Dalam perkembangan moralnya, mereka mulai mengenal nilai-nilai rohani, seperti
nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan dan ketuhanan. Havighurst
(Kimmel, 1995: 15) menawarkan suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh
individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan ini harus
dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya.
Apabila seorang individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia
akan sulit untuk memenuhi tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia
gagal melaksanakan tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan
mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau
melaksanakan tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut.
Tugas-tugas perkembangan seorang remaja menurut Havighurst adalah sebagai
berikut :
• Mencapai suatu hubungan yang baru
dan lebih matang antara lawan jenis yan seusia.
• Dapat menjalankan peran sosial
maskulin dan feminin.
• Menerima keadaan fisik dirinya
sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif.
• Mengharapakan dan mencapai
perilaku sosial yang bertanggung jawab.
• Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
• Mempersiapkan karir ekonomi.
• Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga.
• Memperoleh perangkat nilai dan
sistem etis sebagai pegangan utnuk berperilkau dan
mengembangkan ideologi.
Seorang remaja dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara
berurutan (Kimmel, 1995: 16). Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada
penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih
efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan
fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi
badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik
seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
Tahapan yang kedua adalah remaja
madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan
otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya
dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani
hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
Tahapan yang ketiga adalah remaja
akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai
kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada
persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi
yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi
pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem
etik.
Pada remaja sering terjadi hal-hal berikut ini:
• Kegelisahan: keadaan yang tidak
tenang menguasai diri sendiri. Mereka punya banyak keinginan yang tidak selalu
dapat dipenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman, namun merasa dirinya
belum mampu melakukan berbagai hal.
• Pertentangan: pertentangan-pertentangan
yang terjadi menimbulkan kebingungan bagi dirinya maupun orang lain.
• Berkeinginan besar untuk mencoba
segala hal yang belum diketahuinya. Seperti merokok, bersolek, dsb.
• Keinginan menjelajah ke alam
sekitar yang lebih luas.
• Menghayal dan berfantasi dan
aktivitas berkelompok.
Demikianlah, penjelasan mengenai
tugas-tugas perkembangan remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja
sebagai suatu masa transisi. Diharapkan, pada saat ini kita telah sampai pada
pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa transisi yang menjembatani
masa kanak-kanak yang tidak matang ke masa dewasa yang matang. Macam transisi
yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang
mengalaminya. Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi
tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa yang dialami dan
dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan melihat perubahan dan
perkembangan apa yang dialami oleh individu selama masa remajanya.
Apabila mengalami kegagalan pada
masa ini, jika tanpa kompensasi dalam berbagai bidang (seperti olahraga,
kesenian, bela diri atau berorganisasi), akan timbul pelarian atau agresi
dengan kekerasan (ganja, merokok, judi, mencuri, menodong, ngebut di jalanan,
bahkan memperkosa). Kegagalan inilah yang dialami oleh karyo. Kurangnya
perhatian dari orang di sekelilingnya yang mengarahkan pelarian Karyo pada hal
yang negative. Sebaliknya, Zaenab mampu menyalurkan pelariannya dengan mesgisi
waktu luangnya pada hal-hal yang positif yang mampu menghasilkan prestasi yang
membanggakan.
Dengan memahami tugas-tugas
perkembangan remaja, maka kita sebagai seorang pendidik atau seorang dewasa
yang terlibat dalam penanganan masalah remaja dapat memotivasi remaja dan
menolong remaja memenuhi tugas-tugas perkembangannya. Walaupun demikian,
janganlah kita sebagai pendidik menempatkan posisi tugas perkembangan ini
sebagai suatu paksaan kepada remaja. Segalanya kembali kepada individu
tersebut, pada apakah ia telah menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tahap
sebelumnya dengan baik, dan pada hambatan-hambatan yang dialaminya saat
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya yang sekarang.
Semua individu, dalam rentang
kehidupannya, memiliki tugas dan peran tersendiri. melalui perspektif
psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu
menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas
ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan,
pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan
kebahagiaan hidupnya.
Semua tugas perkembangan pada masa
remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan
dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada
masa dewasa menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak,
akibatnya, hanya sedikit anak lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah
yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa
remaja, apa lagi mereka yang matangnya terlambat.
Sekolah dan pendidikan tinggi
menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi
kecakapan sosial. Namaun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan
ketrampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam
pelbagai aktifitas ekstra kurikuler menguasai praktek yang demikian ini, namun
mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak
diterima oleh teman-teman, akhirnya mereka tidak memperoleh kesempatan ini.
Menurut
Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
- Berusaha mampu menerima keadaan
fisiknya.
- Berusaha mampu menerima dan
memahami peran seks usia dewasa.
- Berusaha mampu membina hubungan
baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
- Berusaha mencapai kemandirian
emosional.
- Berusaha mencapai kemandirian
ekonomi.
- Berusaha mengembangkan konsep
dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
- Berusaha memahami dan
mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
- Berusaha mengembangkan perilaku
tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
- Berusaha mempersiapkan diri
untuk memasuki perkawinan.
- Berusaha memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja
ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional
formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar
dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan
kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan
kognitif remaja.
4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa
a. Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa peralihan
dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri,
pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai
dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Hurlock (1990)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur
40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara
umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically
trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta
transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa
dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa
awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada
masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks,
Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau
membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu
kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan
masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan
lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa
karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa
awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Ciri Perkembangan Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa kematangan
fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri
kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
- Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego;
minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan
tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan
pribadi.
- Tujuan-tujuan yang jelas dan
kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang
ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya
secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara
terbimbing menuju arahnya.
- Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat
menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh
perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan
orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi
mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
- Keobjektifan; orang matang memiliki sikap
objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian
dengan kenyataan.
- Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan
yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka
terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan
dirinya.
- Pertanggungjawaban terhadap
usaha-usaha pribadi;
orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu
usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa
beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara
sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap
dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
- Penyesuaian yang realistis
terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat
menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan
situasi-situasi baru.
Ciri-ciri perkembangan dewasa awal
adalah:
- Usia reproduktif (Reproductive
Age). Masa
dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk
rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada
beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan
dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
- Usia memantapkan letak
kedudukan (Setting down age). Dengan pemantapan kedudukan (settle down),
seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat
menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain
membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa
setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan
gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah
masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan
kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani
sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima
tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
- Usia Banyak Masalah (Problem
age). Masa
ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan
pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan,
semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
- Usia tegang dalam hal emosi
(emostional tension). Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan
jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali
dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran.
Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada
suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami
dalam pergumulan persoalan.
- Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan
formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu
karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan
dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai
akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang
populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut
krisis ketersingan (Erikson:34).
- Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick
(dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan
komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab
yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai
sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk
selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan
anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai
gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda,
besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru
besar”.
- Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah
masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut.
Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang
memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena
mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
- Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya
perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada
kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
- Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan
terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan
individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan
yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan
kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan
yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan dewasa
awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst
(1953), telah mengemukakan rumusan tugas-tugas
perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:
- Memilih teman bergaul (sebagai
calon suami atau istri). Setelah melewati masa
remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis
(seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan
untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari
calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan
ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.
- Belajar hidup bersama dengan
suami istri. Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami
pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu
membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang
tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak
diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi
masalah yang dihadapi bersama.
- Mulai hidup dalam keluarga atau
hidup berkeluarga. Masa dewasa yang memiliki rentang waktu
sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang.
Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa
muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan
pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi
atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier
tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa
mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.
- Mengelolah rumah tangga. Setelah menjadi
pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan
berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup
masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan
baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
- Mulai bekerja dalam suatu
jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi
atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan
keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut,
mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya,
bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan,
mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan
selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar
belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak
{baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan
penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan
ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa
untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan
penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya
(atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai
prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang
makmur-sejahtera bagi keluarganya.
- Mulai bertangungjawab sebagai
warga Negara secara layak. Warga negara yang baik adalah dambaan bagi
setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah
masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh
pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan
dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat
kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan
pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon,
listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga
ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak
tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong
royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan
sebagainya). Tugas-tugas
perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang,
sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang
tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat),
mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari
pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau
tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut
dengan baik.
- Memperoleh kelompok sosial yang
seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Masa dewasa awal ditandai juga
dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang
dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan
profesi dan keahlian.
Perkembangan Dewasa Akhir
A.
Ciri-Ciri
dewasa usia lanjut
Menurut Hurlock (1980:380) bahwa ciri-ciri usia lanjut lebih
cenderung menuju dan emmbawa kepada penyesuaian diri yang buruk daripada yang
baik, dan pada kesengsaraan daripada kebahagiaan, oleh karena itu memasuki usia
lanjut lebih ditakuti dibandingkan dengan memasuki usia dewasa madya.
Beberapa ciri yang dikemukakan Hurlock diantaranya adalah:
1. Terjadinya periode kemunduran pada
usia lanjut
2. Pada saat memasuki usia lanjut,
kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan atau disebut dengan
“senescene”, dimana seseorang akan menjadi tua pada usia limapuluhan atau tidak
sampai pada awal atau akhir usia enampuluhan. Penyebab fisik dari kemunduran
ini adalah perubahan pada sel-sel tubuh yang juga ikut menua. Kemunduran ini
juga terjadi pada faktor psikologis, sikap yang tidak senang terhadap diri
sendiri, orang lain, pekerjaan dan kehidupan umumnya dapat membawa seseorang
pada keadaan uzur atau menua. Hal ini juga akan sangat berkaitan dengan
motivasi. Orang yang motivasinya untuk hidup lemah maka akan cepat mengalami
penuaan sebaliknya yang memiliki motivasi kuat akan mengalami perubahan fisik
yang lambat.
3. Perbedaan individual pada efek menua
Proses
menua akan mempengaruhi orang-orang secara berbeda-beda. Hal ini disebabkan
oleh karena mereka mempunyai sifat-sifat bawaan yang berbeda-beda,
sosio-ekonomi yang berbeda-beda dan latar pendidikan yang berbeda. Perbedaan
juga akan terjadi pada pria dan wanita. Perbedaan proses tersebut akan membuat
antara satu orang dengan yang lain menyikapi proses menua dengan cara berbeda
dalam waktu yang sama
4. Usia dini yang dinilai dengan
kriteria yang berbeda
Banyak
orang usia dewasa akhir melakukan segala apa yang dapat mereka sembunyikan atau
samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian orang
muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Dengan cara demikian banyak orang
dewasa akhir yang menyamarkan dan membuat ilusi mereka belum lanjut usia.
D.
Tugas-tugas perkembangan orang lanjut usia
Orang
dewasa akhir yang berkembang dengan baik mampu menampilkan kemempuan-kemampuan
berikut:
a.
Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal dihari tua.
b.
Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan.
c. Membina
kehidupan rutin yang menyenangkan.
d. Saling
merawat sebagai suami istri.
e. Mampu menghadapi kehilangan pasangan dengan sikap positif
(mejadi janda atau duda)
f.
Memelihara sanak saudara yang sudah tua.
g.
Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
h.
Mengembangkan minat dan perhatian terhadap orang lain diluar keluarga.
i. Menemukan
arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
5.
Tugas Perkembangan dan Implementasinya dalam pembelajaran.
Prinsip
perkembangan yang perlu dipahami untuk dapat menyelenggarakan pendidikan berbasis
pada perkembangan yaitu :
1.
Perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional merupakan domain yang saling
berkaitan. Perkembangan dalam satu domain dapat mempengaruhi dan dipengaruhin
oleh perkembangan pada domain lainnya.
2.
Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur dengan kemampuan
keahlian dan pengetahuan yang terbentuk kemudian akan didasarkan pada keahlian,
kemampuan dan pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya. Pengetahuan tentang
perkembangan khas dalam rentang usia ini bisa menjadi kerangka umum untuk menjadi
pedoman guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar.
3.
Variasi individual mengkarakterisasi perkambangan anak. Setiap anak adalah
individu yang unik dan semua punya kekuatan, kebutuhan, dan minat
masing-masing. Mengenali variasi individu ini merupakan aspek utama untuk
menjadi guru yang kompeten.
4.
Perkambangan dipebgaruhi oleh konteks social dan cultural yang beragam, guru
perlu memahami bagaimana konteks sosiokultural seperti etnis, kemiskinan yang
mempengaruhi perkembangan anak. Guru perlu mempelajari kultur mayoritas anak
jika berbeda dari kulturnya sendiri.
5.
Anak-anak adalah pembelajar aktif dan harus didorong untuk mengkonstruksi
pemahaman dunia di sekitarnya. Anak-anak memberi kontribusi proses belajar
mereka sendiri saat mereka berusaha untuk memberi makna atas pengalaman
keseharian mereka.
6.
Perkembangan akan meningkat jika anak diberi kesempatan untuk mempraktikkan
keahlian baru dan jika anak merasakan tantangan diluar kemampuan mereka saat
itu.
7.
Anak-anak akan berkambang dengan amat baik dalam konteks komunitas dimana
mereka aman dan dihargai kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman
secara sikologis.
Perkembangan
Sosioemosional
Perkembangan
ini berhubungan dengan perkembangan diri, penghargaan diri. Perkembangan ini
berhubungan dengan keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa harga diri pada anak adalah dengan
menerapkan empat kunci untuk meningkatkan rasa harga diri yaitu :
1.
Mengidentifikasi penyebab rendah diri dan kompetensi penting bagi diri. Pada
anak-anak yang diabaikan keluarga dukungan dari teman dan sekolah untuk
meningkatkan kompetensinya akan meningkatkan harga diri anak.
2.
Memberi dukungan emosional dan penerimaan social. Anak-anak yang berasal dari
keluarga yang banyak menyalahkan anak, menghina anak, penilaian negative dapat
dibantu dengan dukungan emosional ini.
3.
Membantu anak mencapai tujuannya dan berprestasi.
Perkembangan
Fisik
Guru
perlu menyadari bahwa keadaan fisik dan semua perubahan-perubahan yang dialami
siswa dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh
karena itu guru perlu memberi informasi kepada siswa tentang hal ini sehingga
mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental menghadapinya.
Sejalan dengan ini guru juga perlu memperhatikan keadaan fisik ini dalam
manajemen kelas. Dengan cara ini faktor-faktor fisik yang kemungkinan akan
menghambat proses belajar siswa dapat dikendalikan sehinggatidak sampai
berpengaruh secara meluas.
Perkembangan
Moral
Merupakan tahap pertama perkembangan
moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan
dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh
berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran
atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan
maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak
sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba
mencuri sepotong kue.
Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan
tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Ketika Piaget menyarankan agar aturan
diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak.
Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu
konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara
otomatis dengan hukuman.
Sumber :
dindakhey-khey.blogspot.com/2012/03/implementasi-teori-perkembangan-dalam.html