Budi yang baik, pasti
di ingat orang
Disore hari yang
sedikit mendung, Yanti berdiam diri di depan rumahnya. Setelah dia letih pulang
mengajar di salah satu MDA di dekat rumahnya. Karena hanya dengan cara itulah
sejak sepuluh yang lalu Yanti menjalankan roda kehidupannya, umur yang tidak
lagi muda dan hidup seorang diri di gubuk yang sederhana. Di bantu oleh sang
suami yang sudah pensiun pula dan anak – anaknya pun semua telah pergi
merantau.
Yanti bekerja
dengan ikhlas dan tanpa pamrih, sampai suatu saat dia tak sanggup lagi untuk
mengajar di MDA tersebut, dan akhirnya dia berhenti. Terkadang kepala sekolah
di MDA tersebut datang ke rumah untuk memintanya untuk mengajar kembali, tetapi
karena kondisi badan yang tidak sanggup lagi, mau diapakan lagi, siapa pun yang
akan menyuruh, pasti kita akan menolaknya.
Namun pada suatu
hari Yanti tidak mau berpangku tangan saja di rumah dia kembali mengakjar di
MDA tersebut, dia tetap berjuang untuk mengajar sampai akhir hayatnya. Walaupun
usia senja tidak menyurutkan langkahnya untuk berhenti begitu saja mendidik
orang selagi ilmu itu masih bisa diberikan kepada orang lain. Kalau sudah betul
– betul tidak sanggup lagi barulah dia tidak pergi untuk mengajar.
Waktu terus
berjalan. Setelah lama tidak mengajar, Yanti sering di rumah, jarang
beraktifitas di luar rumah dan pada suatu hari anaknya yang paling besar datang
dari rantau dan akhirnya tinggal dikampung untuk merawat sang ibunya tersebut.
Pada suatu hari,
Yanti di jemput oleh sang maha kuasa untuk menghadapnya. Keadaan duka pun
menyelimuti keluarganya. Tapi walaupun sekarang Yanti telah tiada, namun jasa –
jasa dan budi baiknya selama dia mengabdi di MDA dekat rumahnya itu tidak bisa
dilupakan, walaupun raganya telah tiada namun ilmu yang bermanfaat yang berikan
kepada anak muridnya selama dia mengajar dulu, akan dipergunakan terus sampai
ke generasi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar