Frase dari Puisi Aku karya chairil anwar
Puisi :
Aku
Karya : Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Budi yang baik, pasti di ingat orang
Karya : Rezki Ayana Hikmah
Disore hari yang sedikit mendung,
Yanti berdiam diri di depan rumahnya. Setelah dia letih pulang mengajar di
salah satu MDA di dekat rumahnya. Karena hanya dengan cara itulah sejak sepuluh
yang lalu Yanti menjalankan roda kehidupannya, umur yang tidak lagi muda dan
hidup seorang diri di gubuk yang sederhana. Di bantu oleh sang suami yang sudah
pensiun pula dan anak – anaknya pun semua telah pergi merantau.
Yanti bekerja dengan ikhlas dan
tanpa pamrih, sampai suatu saat dia tak sanggup lagi untuk mengajar di MDA
tersebut, dan akhirnya dia berhenti. Terkadang kepala sekolah di MDA tersebut
datang ke rumah untuk memintanya untuk mengajar kembali, tetapi karena kondisi
badan yang tidak sanggup lagi, mau diapakan lagi, siapa pun yang akan menyuruh,
pasti kita akan menolaknya.
Namun pada suatu hari Yanti tidak
mau berpangku tangan saja di rumah dia kembali mengakjar di MDA tersebut, dia
tetap berjuang untuk mengajar sampai akhir hayatnya. Walaupun usia senja tidak
menyurutkan langkahnya untuk berhenti begitu saja mendidik orang selagi ilmu
itu masih bisa diberikan kepada orang lain. Kalau sudah betul – betul tidak
sanggup lagi barulah dia tidak pergi untuk mengajar.
Waktu terus berjalan. Setelah lama
tidak mengajar, Yanti sering di rumah, jarang beraktifitas di luar rumah dan
pada suatu hari anaknya yang paling besar datang dari rantau dan akhirnya
tinggal dikampung untuk merawat sang ibunya tersebut.
Pada suatu hari, Yanti di jemput
oleh sang maha kuasa untuk menghadapnya. Keadaan duka pun menyelimuti
keluarganya. Tapi walaupun sekarang Yanti telah tiada, namun jasa – jasa dan
budi baiknya selama dia mengabdi di MDA dekat rumahnya itu tidak bisa
dilupakan, walaupun raganya telah tiada namun ilmu yang bermanfaat yang berikan
kepada anak muridnya selama dia mengajar dulu, akan dipergunakan terus sampai
ke generasi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar